Monday, April 18, 2011

tanggung jawab (dalam pendidikan)

Mengapa Pendidikan Penting?  

Pendidikan menjadi kata
kunci di dalam pembentukan diri seseorang. Semenjak Fraire berikrar bahwa
pendidikan adalah tak lain sebagai rangkaian dari proses Humanisasi, 
ketiadaanya merupakan hal yang mesti dihindari di dalam
membentuk pola masyarakat yang dinamis dan bermental kuat disamping bermoral
terpuji.

Bermula dari bentuk sederhana proses mendidik pada bangsa Yunani kuno,
lambat laun ketika struktur masyarakat menjurus pada arah yang lebih kompleks,
kehadiran pendidikan melalui wajah ‘institusi’ menjadi keniscayaan. Kehadiran
institusi yang diharapkan mampu menggantikan posisi ayah dan ibu – membimbing,
merawat dan mendidik anak – tak dapat dilepaskan dari pentingnya makna
pendidikan itu sendiri. Penggantian posisi orang tua dalam mendidik anak,
dimafhumi sebagai proses sosial yang memiliki dinamika untuk bergerak. Wujud
sekolah sebagaimana yang kita kenal saat ini merupakan bentuk institusi yang
dahulunya bernama scolae pada bangsa
Yunani.

Akan tetapi, yang perlu menjadi perhatian disini, adalah proses
perubahan peran tersebut di dalam cakupannya yang lebih luas. Di satu sisi,
perubahan peran disebabkan oleh suatu proses sosial, orang tua yang lebih
disibukkan oleh aktifitas di luar rumah dalam mencari nafkah keluarga dibanding
dengan kesediaan waktunya untuk menemani anaknya, di sisi lain perubahan ini
pula menjadi dasar bagi kita untuk menarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah
segala-galanya. Dengan demikian kita melihat bagaimana bangsa Yunani mendudukan
pendidikan dalam kaca mata yang luhur, artinya proses pendidikan sedapat
mungkin harus dilakukan oleh orang tua semenjak dini kepada anak-anaknya.

Sementara itu, jika peran sosial lebih menuntut orang tua untuk
berkiprah diluar, maka hendaknya proses mendidik anak tidak menjadi
terbengkalai. Inipun dengan catatan, bahwa pergantian peran tersebut hanya
sebatas mengisi kekosongan kecil yang ditinggalkan oleh orang tua bagi
anak-anaknya. Sedangkan porsi terbesarnya tetap dipegang oleh orang tua sebagai
pihak yang sangat vital dalam perkembangan anak.

 

“Proses”
Dalam Tanggung Jawab

Setiap proses tentunya terikat oleh ruang dan waktu. Ruang di sini
adalah  kondisi dimana terjadi,
penciptaan proses, bentuk proses, cara berproses, dan apa yang diharapkan dari
proses itu sendiri. Maksudnya setiap proses yang ada melibatkan hal-hal diatas,
sehingga proses yang berjalan dilalui secara objektif, dalam artian memasuki
wilayah yang rasional, sebagai bentuk lain dari hubungan kausalitas – sebab dan
akibat. Keterikatan proses dengan waktu juga nampak jelas, sebab proses pada
akhirnya akan menuju pada cita-cita ideal sebagaimana ketika proses itu
diciptakan. Artinya, suatu saat proses tersebut akan berhenti, sebagai tuntutan
dari pertanyaan mengenai berhasil atau tidaknya proses yang dijalani. Sehingga
jika proses tersebut dinilai kurang, maka akan menjadi bahan evaluasi yang harus
dilakukan sesegera mungkin. 

Kaitannya dengan tanggung jawab adalah bahwa tanggung jawab, sebagaimana
hal ini juga ingin kita tujukan kepada diri kita sendiri disamping kepada
anak-anak, tentunya terjadi jika melalui suatu proses tertentu. Proses disini 
adalah
sebuah peristiwa yang tercipta lewat upaya sadar dengan tujuan keinginan menuai
hasil secara baik dari misi yang kita tanamkan sebelumnya.  Dan proses tersebut 
merupakan rangkaian yang
saling berkaitan serta membutuhkan perjalanan yang cukup panjang. Akan tetapi,
keikatan waktu pada akhirnya yang membatasinya, artinya perlu ada satu standar
yang dapat dijadikan patokan untuk menilai hasil dari proses penanaman tanggung
jawab selama proses tersebut berlangsung.

 

Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W. J. S.
Poerwadarminta adalah “keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya” artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki
arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan, contohnya ber-,  bertanggung jawab 
dalam kamus tersebut
diartikan dengan “suatu sikap seseorang
yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia
berani memikul segala resikonya”. Dalam artian lain, tanggung jawab
meminjam istilahnya Bung Hatta adalah integritas individual. 

Perlu menjadi perhatian utama, adalah bagaimana membentuk pola pikir
anak  agar pada suatu saatnya nanti mampu
memiliki integritas – tanggung jawab – baik itu secara pribadi maupun dalam 
kehidupan
kolektif, sebagaimana hal itu tercantum dalam definisi di atas. Dengan kata
lain, tanggung jawab yang dimaksudkan disini adalah suatu investasi yang tak
ternilai harganya, yang ditanamkan pada seorang anak demi masa depannya kelak.
Dan penanaman tanggung jawab itu sendiri hanya dapat tercapai jika dijalani
lewat proses pendidikan. Pendidikan disini bukanlah pendidikan sebagaimana
pandangan konvensional yang mengatakan bahwa mendidik adalah urusan sekolah
(institusi). Akan tetapi pendidikan yang saya maksudkan adalah pendidikan yang
sebenar-benar pendidikan, yaitu pendidikan yang dilalui sepanjang hayat, yang
dilakukan oleh orang tua semenjak kehadiran anak didunia, melalui transmisi
kasih sayang, kepedulian, kepercayaan, emphati
dan kesinambungan serta pengarahan secara spiritual.

Dengan demikian Humanisasi
menjadi kenyataan, yaitu penciptaan iklim mendidik anak untuk menjadi manusia
yang berbudi, memiliki jiwa, merdeka, mampu menghargai dirinya, dan mampu pula
untuk memaknai akan makna penciptaannya didunia. Artinya pendidikan yang
dimaksudkan disini tak lain merupakan suatu upaya memanusiakan manusia, dan
tanggung jawab merupakan salah satu indikator keberhasilannya.

 

Memulai Dari Dalam Baru Keluar

Berbicara cara, maka kita memasuki wilayah epistemologis, tentang
bagaimana sesuatu itu memiliki metode, cara dan bagaimana proses dari bentuk
itu bekerja. Tanggung jawab yang menjadi indikator keberhasilan dari proses
pendidikan disini, tentunya tak terlepas dari kesadaran kita untuk mencoba
memaknai wilayah ontologisnya terlebih dahulu sebelum bermuara pada tataran
aksiologisnya – bagaimana hasil atau manfaatnya?.

Dengan kesungguhan dan kerja keras dari orang tua dalam menanamkan
terlebih memberikan contoh tanggung jawab, bukan tidak mungkin proses yang
terikat pada waktu pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan, baik itu
kebahagiaan orang tuanya maupun anaknya sendiri. Ada beberapa contoh konsep
yang patut diterapkan didalam memaknai dan mengimplementasikan bagaimana
menanamkan tanggung jawab sekaligus bagaimana membuat model tanggung jawab itu
sendiri bagi anak.

Pertama adalah memulai dari dalam
– jadilah tindakan itu sendiri dan jangan jadi sasaran tindalan. Konsep ini
dicetuskan oleh maestro 7 Habbits Of Highly Effective People.
Maksudnya, adalah bahwa orang tua selaku komponen yang paling vital dalam hal
ini, dituntut bertindak terlebih dahulu sebelum menuntut sesuatu dari anak.
Memulai dari dalam sebelum keluar, adalah membersikan diri terlebih dahulu
sebelum membersihkan hal yang berada diluar, menanamkan tanggung jawab,
mengiklaskan hati, dan menjadikan model dirinya bagi anak-anaknya. Sebab
menurut satu penelitian, bahwa kekuatan yang terpancar secara kuat dari dasar
hati, akan memberikan energi positif, dalam hal ini kepada anak-anaknya. 
Contohnya
adalah paradgima, jika paradigma orang tua berubah dari tidak percaya kepada
anak, menjadi percaya dan mampu memberikan pengakuan bahwa seorang anak itu
memiliki harga dalam hidup, maka niscaya anak tersebut akan ebrbuat sebagaimana
paradigma tersebut. hal ini dibuktikan Covey kepada anaknya, dari semula
berpandangan negatif menjadi energi positif berupa kepercayaan. Walhasil banyak
hal spektakuler yang dilakukan anaknya (padahal konon anak tersebut sebelumnya
memilki latar belakang sosial yang sangat miskin).

Kedua adalah mengubah konsep
kebergantungan menuju kemandirian. Konsep ini secara implisit dipraktekan
Rasul baik itu kepada anak-anaknya maupun kepada cucu-cucunya.  Ketika Rasul 
beraktifitas dalam Da’wah kasih
sayangnya selalu tercurah kepada cucu-cucu maupun kepada anaknya. Ia begitu
menyayangi anak-anak, sampai-sampai Fathimah putrinya, selalu ia bela dan ia
sanjung-sanjung di depan orang, demikian pula dengan Husein cucunya, bahkan ia
selalu menggendongnya dalam sholat. Akan tetapi semua unsur kasih sayang
tersebut, tidak membuat Rasul lupa, bahwa keadilan harus tetap menjadi
pendidikan utama bagi perkembangan jiwa anak. Hal ini dibuktikannya ketika ia
berkata, jika putriku sendiri yang mencuri maka akulah orang pertama yang akan
memotong tangannya. Dari hal ini terpancar kearifan jiwa Rasul, ia begitu
menyayangi anak-anak, dengan cara menanamkan mereka kemandirian bukan kemanjaan
yang tak beralasan.

 Oleh karena itu, investasi
terbesar dari orang tua bagi mereka adalah kepercayaan, harga diri, tanggung
jawab, respect, nilai-nilai budaya
dan spiritual serta rasa memiliki diri sendiri. Ibarat busur, mereka adalah
panah yang jauh melesat ke masa depan. Siapkan pendidikan yang tepat bagi
mereka

harapan


harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. seperti contoh anda memiliki suatu harapan kelak nanti ingin membahagiakan oang tua anda.ini merupakan suatu keinginan yang dipikirkan atau diucapkan tetapi belum tercapai.adapaun maksud dari harapan tersebut adalah untuk mendorong sugesti atau pemikiran anda sehingga anda terus berusaha untuk mencapainya dengan caa positif.

penderittan

Sering kita mendengarkan sebuah kalimat nasehat yaitu ” harta yang paling berharga dari diri manusia adalah kesehatan” mungkin hal tersebut tidak terlalu berlebihan mengingat kesehatan merupakan karunia tersendiri dari Illahi yang harus kita syukuri dengan cara menjaganya. Tidak terbayang bagaimana berat menjalani hidup bagi seorang Dede Koswara yang oleh media massa asing dijuluki sebagai “Tree Man” namun mungkin di Indonesia dikenal dengan manusia kutil.
Betapa tidak hampir sekujur badannya ditumbuhi kutil yang sangat ganas, bahkan di beberapa bagian seperti tangan dan kaki kondisinya sungguh membuat miris hati kita yang melihatnya.
Tidak kurang berbagai ikhtiar dan usaha keras telah dilakukan mengatasi hal tersebut, sebenarnya kutil adalah hal yang tidak terlalu asing ditelinga kita, mungkin beberapa diantara kita pernah ditumbuhi kutil di salah satu bagian tubuhnya. Namun Lain halnya dengan Dede Koswara, kutil yang disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus) ini hilang tumbuh silih berganti. Tidak kurang beberapa kali dilakukan operasi untuk mengurangi kutil dari tubuhnya namun selalu saja muncul baru dengan ukuran yang tidak kalah besar. Sumber yang dikutip ruanghati.com dari harian Pikiran Rakyat dan Telegraph mengatakan dalam tubuh Dede memiliki kelainan bawaan sehingga tumbuhnya kutil tadi sangat cepat dan tidak wajar dalam tahun ini saja (2009) Dede sempat menjalani sejumlah operasi pada bulan Februari dan Agustus di RSHS Bandung, namun operasi tersebut tidak banyak membantunya karena tidak lama kutil baru muncul kembali.





Sejauh ini Virus HPV yang ada dalam tubuh Dede tidak menular pada kerabat dan keluarga dekatnya. Dede  tidak patah semangat dan menyerah, pengobatan berikutnya masih akan dia jalani. Sebagai manusia memang kita wajib berusaha walau terkadang hasil yang kita harapkan belum menunjukan hasil yang signifikan. Namun itulah perjuangan hidup. Karena bisa jadi semua ini juga merupakan ujian ketabahan dan keikhlasan kita dalam menerima cobaan dari Yang Maha Kuasa. Kita mungkin sempat mengetahui bagaimana penderitaan nabi Allah Ayub AS yang menderita sakit yang berkepanjangan hingga kondisi penyakit yang beliau derita membuat orang-orang terdekatnya berpaling darinya. Namun beliau dengan tawakal dan sabar menjalani itu semua.
Sabar ya Kang Dede, percayalah Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya. Kami turut berdoa untuk kesembuhan dan memohonkan pada Allah agar selalu diberikan kesabaran serta kebesaran hati dalam menerima semua ini.